INVESTASIPOST – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyampaikan bahwa dividen yang terima untuk tahun buku 2021 adalah senilai Rp 39,73 triliun dari 16 perusahaan yang mencetak laba dan memutuskan untuk membagikan dividen.

Angka tersebut lebih besar dari target semula, di mana BUMN diproyeksi akan memberikan dividen sebesar Rp 36,4 triliun.

Dalam konferensi pers usai rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Menteri BUMN Erick Thohir juga menyampaikan bahwa untuk tahun buku 2022 target dividen dari anak usaha BUMN naik ke kisaran Rp 43-45 triliun.

Berikut adalah daftar perusahaan BUMN penyumbang dividen terbesar tahun buku 2021.

Perbankan

Sektor perbankan menjadi segmen bisnis paling cuan dengan kontribusi dividen mencapai 62% dari total yang disetor kementerian BUMN.

Bank BRI membayar Rp 14,05 triliun dalam bentuk dividen kepada pemerintah RI, atau sekitar sepertiga dari total setoran BUMN. Sedangkan dividen yang diperoleh pemerintah dari Bank Mandiri, BNI dan BTN secara berurutan adalah Rp 8,75 triliun, Rp 1,64 triliun dan Rp 143 miliar.

Telekomunikasi

Selanjutnya ada Grup Telkom yang menyetor dividen senilai Rp 7,74 triliun, angka tersebut merupakan bagian pemerintah yang menguasai 52,09% saham Telkom Indonesia (TLKM) yang telah mengumumkan penggunaan laba untuk dividen senilai Rp 14,86 triliun.

Selain itu anak usaha TLKM yang baru IPO tahun lalu juga ikut membagikan dividen dengan besaran total kepada seluruh pemegang saham nyaris mencapai Rp 1 triliun.

Energi dan Sumber Daya Mineral

Perusahaan BUMN yang bergerak di sektor energi dan sumber daya mineral menyumbang total Rp 3,83 triliun dalam bentuk dividen ke pemerintah RI tahun ini.

Pertamina sukses membukukan laba bersih US$ 2,05 miliar atau setara dengan Rp 29,72 triliun (asumsi kurs Rp 14.500/US$). Sementara itu anak usahanya Perusahaan Gas Negara (PGAS) yang juga berhasil meraup laba bersih senilai US$ 303,82 juta, telah memutuskan untuk membagikan dividen tunai sejumlah Rp 3,01 triliun kepada seluruh pemegang saham. Tahun ini Grup Pertamina secara total menyetor dividen senilai Rp 2,93 triliun.

Baca juga:  8 Tips Berjualan Untuk Para Ibu

Selanjutnya ada konsorsium pertambangan nasional yang dipimpin oleh MIND IDE menyumbang total dividen Rp 900 miliar. Angka tersebut jauh lebih kecil dari setoran yang diterima MIND ID dari tiga emiten tambang yang melantai di bursa.

Secara total Bukit Asam (PTBA), Aneka Tambang (ANTM) dan Timah (TINS)menyetor dividen kepada MIND ID dari operasi tahun lalu sekitar Rp 6,11 triliun. Sementara itu, untuk Freeport Indonesia angkanya masih belum diungkapkan ke publik.

MIND ID tidak memberikan keterangan resmi terkait dividen yang relatif kecil tersebut, akan tetapi keputusan itu tampaknya dapat diatribusikan pada utang jumbo yang dimiliki. MIND ID diketahui menerbitkan obligasi global dengan tenor beragam 3, 5, 10 dan 30 tahun senilai US$ 4 miliar tahun 2018, senilai US$ 3,85 miliar digunakan untuk akuisisi Freeport Indonesia dan sisanya untuk biaya transaksi dan kontribusi capex Freeport.

Selanjutnya pada Mei 2020, MIND ID kembali menerbitkan surat utang US$ 2,5 miliar yang digunakan untuk beragam keperluan, termasuk US$ 1 miliar untuk pembiayaan kembali (refinancing) utang pembelian saham Freeport yang jatuh tempo pada 2021 dan 2023.

Sektor lainnya

Selanjutnya perusahaan lain yang bergerak di luar sektor yang telah disebutkan di atas, secara kumulatif menyumbang dividen Rp 3,59 triliun atau kurang dari 10% total setoran dari BUMN.

Pelindo menjadi yang terbesar dengan sumbangan Rp 1,32 triliun diikuti oleh PLN dan Pupuk Indonesia masing-masing sebesar Rp 750 miliar. Sementara Semen Indonesia menyetor Rp 522 miliar, Biofarma Rp 150 miliar dan Perhutani Rp 50 miliar.

Terakhir tiga emiten yang ikut menyumbang dividen dengan nominal terkecil adalah Sucofindo, Surveyor Indonesia dan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) dengan setoran masing-masing secarar berurutan senilai Rp 25 miliar, Rp 15 miliar dan Rp 10 miliar.

Baca juga:  Dividen Yield PT Blue Bird Tbk Tahun 2022
Bagikan: