Isu kenaikan harga mi instan jadi sorotan. Jajaran pemerintah mulai dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mewanti-wanti masyarakat terkait kemungkinan naiknya harga mi instan.

Kenaikan ini disebut gara-gara konflik atau perang yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina. Kedua negara itu termasuk dalam produsen gandum terbesar di dunia.

Karenanya, perang akan membuat pasokan gandum, yang merupakan bahan baku mi instan, dari dua negara tersebut terhambat dan membuat harga dalam negeri naik. Apalagi Indonesia termasuk negara pengimpor gandum terbesar.

Meski Jokowi hingga Mentan mewanti-wanti harga mi instan naik, namun Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan hingga bos produsen Indomie, yakni Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Franciscus (Franky) Welirang punya pandangan berbeda.

Berikut beda pernyataan antara Jokowi hingga Zulkifli Hasan terkait kenaikan harga mi instan.

Jokowi Sebut Harga Mi Instan Bisa Naik

Pada perayaan Hari Keluarga Nasional (Harganas) di Lapangan Merdeka, Medan 7 Juli lalu, Jokowi mengatakan perang Ukraina dan Rusia menimbulkan dampak persoalan pangan dunia, salah satunya mahalnya harga gandum.

Jokowi mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati atas mahalnya harga komoditi pangan dunia, utamanya harga gandum. Hal ini karena Indonesia masih mengimpor gandung dari luar negeri.

“Kita juga impor gandum gede banget. (Sebanyak) 11 juta ton impor gandum kita. Ini hati-hati. Yang suka makan roti, yang suka makan mie bisa harganya naik,” sebut Jokowi.

Kenaikan harga gandum, kata Jokowi, faktor utamanya adalah perang Rusia dan Ukraina. Jokowi mengatakan harga naik karena stok gandum di Rusia dan Ukraina tidak bisa dijual.

Moeldoko Sebut Kenaikan Harga Mi Instan Tak bisa Dihindari

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan perang Rusia-Ukraina membuat harga produk turunan gandum seperti mie instan menjadi naik. Hal ini tidak bisa dihindari.

Baca juga:  Bisnis Franchise Indomaret 2023 : Ini Syarat, Harga dan Cara Daftarnya

“Harga Super Mie, Indomie, tetek bengek mie-mie itu akan naik, nggak bisa dihindari,” kata Moeldoko dalam Seminar Wawasan Kebangsaan: Strategi Pemerintahan Jokowi Menjaga Keseimbangan Stabilitas & Keterbukaan di Era Disrupsi Informasi, Selasa (19/7/2022) lalu.

Selain mengakibatkan kenaikan harga gandum, perang Rusia-Ukraina juga menyebabkan beberapa komoditas lain seperti minyak dan pupuk. Indonesia pun terkena dampaknya.

Mentan Sebut Bisa Naik 3 Kali Lipat

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mewanti-wanti kenaikan harga mi instan dalam waktu dekat. Hal ini merupakan imbas dari perang antara Rusia dengan Ukraina. Bahkan, ia menyebut kenaikan harganya bisa tiga kali lipat.

“Belum selesai dengan climate change, kita dihadapkan Perang Ukraina-Rusia, dimana ada 180 juta ton gandum nggak bisa keluar, jadi hati-hati yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3x lipat,” katanya dikutip dari CNBC Indonesia, Senin (8/8/22) kemarin.

Kenaikan harga mi instan tersebut terjadi karena bahan bakunya, yakni gandum juga mengalami kenaikan. Sementara, Indonesia saat ini masih impor gandum.

“Saya bicara ekstrem aja, ada gandum tapi harganya mahal banget. Sementara kita impor terus,” kata Syahrul.

Mendag Yakin Tak Naik

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas meyakini kenaikan harga gandum saat ini diharapkan tidak membuat harga mi naik. Sebab panen gandum saat ini di negara produsen telah membaik.

“Nggak, mudah-mudahan. Dulu kan gagal panennya di Australia, Kanada, Amerika Serikat (AS) ya. Sekarang panennya sukses,” katanya kepada awak media, di Kantor Kementerian Perdagangan, Rabu (10/8/2022).

Zulhas juga mengatakan saat ini penjualan gandum dari Ukraina sudah dibuka lagi. Seperti diketahui salah satu penghasil gandum tersebut sempat menyetop ekspor gandumnya.

“Apalagi sekarang Ukraina sudah boleh jual. Mungkin September trennya akan turun (harga gandum),” ucapnya.

Baca juga:  Pengertian Direct Mail Marketing dan Tips Menerapkannya

Bos Indomie Minta Masyarakat Tak Perlu Khawatir
Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang merupakan produsen Indomie, Franciscus Welirang menepis pernyataan Syahrul. Pria yang akrab disapa Franky tersebut mengatakan isu kenaikan harga mi instan yang bisa mencapai 3 kali lipat adalah hal yang berlebihan.

“Harga mi instan bisa saja naik, bisa saja. Tapi kalau ada pernyataan yang mengatakan bisa 3 kali lipat, itu berlebihan. sangat-sangat berlebihan,” kata Franky kepada detikcom, Rabu (10/8/2022).

Franky mengatakan Indonesia mengimpor gandum ke banyak negara. Apalagi, saat ini beberapa negara yang dimaksud juga sedang panen gandum. Jadi, kata dia, pasokan gandum dalam negeri tak akan banyak terpengaruh.

“Hari ini di bulan, dari bulan Juli-Agustus, Amerika, Kanada, Panen. Rusia panen, nanti sebentar lagi Argentina panen. Nggak usah diributin lah. Nggak ada yang perlu ditakut-takutin kepada konsumen kita,” katanya.

Bagikan: