Berbicara tentang teknologi yang sangat maju saat ini, penemuan yang paling banyak mengubah cara kita berkomunikasi adalah internet.

Hampir semua orang di dunia menggunakan internet. Sebelum ditemukannya internet, cara kita memperoleh informasi masih sangat terbatas dan tidak semudah saat ini.

Kita bisa mendapatkan informasi dari mana saja, tinggal ketik apa yang ingin kita lihat atau baca di handphone atau laptop kita.

Itu benar-benar mengubah cara kita berkomunikasi. Dulu komunikasi hanya satu arah, sekarang multi arah.

Di era digitalisasi ini, cara sebuah perusahaan atau individu telah mengubah cara mereka mengiklankan produk yang mereka jual.

Dulu, cara mengiklankan produk Anda adalah melalui surat kabar, televisi, radio, papan reklame, dan majalah dengan jangkauan terbatas.

Kini mereka bisa mengiklankan produknya melalui berbagai platform di media sosial dengan jangkauan yang lebih luas.

Tentu saja cara mengiklankan suatu produk di internet berbeda dengan di koran atau TV karena masyarakatnya juga berbeda.

Di era serba digital sekarang ini, mengiklankan suatu produk semakin berkembang dan kreatif.

Iklan sendiri diperlukan sebagai sarana promosi dan branding suatu produk, untuk menarik minat beli masyarakat terhadap suatu produk.

Semakin maju teknologi, semakin mudah bagi produsen untuk menjangkau konsumen.

Pengumuman. Gesek ke bawah untuk melanjutkan

Kedekatan emosional sangat berguna dalam berjualan karena ada kepercayaan di dalamnya.

Menurut survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), terdapat 210,03 juta pengguna internet di tanah air pada periode 2021-2022.

Tingkat penetrasi internet tertinggi berada pada kelompok usia 13 hingga 18 tahun, yaitu sebesar 99,16%.

Posisi kedua ditempati kelompok usia 19-34 tahun dengan tingkat penetrasi 98,64%.

Baca juga:  Bisnis Franchise Indomaret 2022 : Ini Syarat, Harga dan Cara Daftarnya

Menurut data di atas, internet kebanyakan diisi oleh anak muda, sehingga cara yang paling tepat untuk mengiklankan sesuatu adalah dengan cara yang unik dan kreatif untuk menarik perhatian publik.

Seperti iklan sampo Head & Shoulders yang dibintangi Joe Taslim yang tayang di kanal YouTube Head & Shoulders Indonesia pada 30 Juli 2019.

Judul iklannya adalah “Bloopers Joe Taslim” Head & Shoulders “, iklan ini mendapat 29 juta tampilan.

Konsep iklan yang unik membuat iklan ini banyak menarik perhatian masyarakat.

Seperti judulnya, iklan ini merupakan kumpulan blooper dari proses pembuatan iklan.

Kali ini saya akan mencoba menganalisis iklan ini dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes.

Menurut Roland Barthes, semiotika memiliki 3 konsep utama yaitu, Denotasi, Konotasi dan Mitos.

Sumber: Youtube
Sumber: YouTube

Arti denotasi: Seorang pria memegang sebotol sampo, mengenakan setelan biru dengan rambut disisir rapi dengan latar belakang layar hijau, dan didekati oleh seorang pria yang mengenakan kemeja biru muda dan mengenakan headset.

Makna Konotasi: Jaket yang digunakan melambangkan warna merek. Di sini, bintang iklan tersebut selalu salah mengucapkan kata Head & Shoulders.

Mitos: Tingkat kecakapan bahasa Inggris di Indonesia masih tergolong rendah. Indonesia berada di peringkat 80 dari 112 negara.

Ini adalah semacam analisis semiotika iklan sampo Head & Shoulders dengan menggunakan teori Roland Barthes.

Bagikan: