
Bagi orang yang memiliki banyak uang atau yang sangat gemar berbelanja. Melewati satu set sat set tanpa membuat laporan pengeluaran uang adalah hal yang wajar. Lagipula, di kepala setiap orang, terkadang tertanam bahwa ini adalah hasil kerja keras mereka selama ini. Padahal, kalau kita muslim, semuanya ada aturannya. Ya, betapa Tuhan sangat mengasihi kita sehingga kita bisa menjadi manusia yang saleh dan tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.
Orang-orang di luar sana juga mulai mengenal investasi, produk investasi yang sering dipilih adalah saham, cryptocurrency, dll. Karena produk ini menawarkan keuntungan lebih dari produk keuangan lainnya.
Namun, seiring berjalannya waktu, masyarakat juga mulai melek dengan produk yang berbau syari’ah. Mulai dari produk keuangan hingga produk investasi syariah. Dari sini saya dapat menyimpulkan bahwa memang aturan syari’at membawa kesejahteraan bagi semua dalam arti saling menguntungkan.
Namun, persoalannya bukan hanya produk keuangan atau investasi yang harus berbasis syariah. 3 hal ini juga sangat penting untuk diketahui oleh seluruh pekerja muslim, mulai dari pekerja hingga pimpinan perusahaan multinasional. Apakah mereka?
1. Mendapatkan Harta
Bagaimana cara mendapatkan barang yang sesuai dengan syariat? Berarti properti yang diperoleh pasti bagus. Tempat kerja juga harus dilakukan di wilayah yang sah, yaitu tidak bertentangan dengan riba. Karena meskipun hasil uang halal, jika tempat kerja tidak diperbolehkan dalam Islam, maka Anda tidak akan mendapat keberkahan di dalamnya. Dalam hal ini, bukan Allah yang tidak adil, tetapi Allah sangat pengasih dan penyayang karena Dia ingin kita semua selamat, baik di dunia maupun di akhirat.
2. Manajemen Aset
Setelah mendapatkan uang di tempat yang baik dan dengan cara yang halal, yang perlu dipahami oleh seorang muslim adalah bagaimana mengelola aset tersebut. Bagaimana cara mengelola? Sesuaikan dengan kebutuhan dan jangan ikuti setiap keinginan yang tidak akan pernah habis.
Bagaimana saya tahu apa kebutuhannya? Berikut adalah beberapa persyaratan wajib yang harus dipenuhi di semua keluarga:
Pengumuman. Gesek ke bawah untuk melanjutkan
- Perlunya pendalaman ilmu
- Kebutuhan untuk melindungi jiwa (pakaian, makanan, tempat tinggal)
- Kebutuhan untuk melindungi keturunan (perkawinan)
- Kebutuhan untuk menjaga akal (pendidikan)
- Kebutuhan untuk melindungi aset (tabungan dan biaya investasi)
Setelah mengetahui kebutuhan wajib, aset yang dimiliki dialokasikan melalui penganggaran. Membuat anggaran untuk setiap orang berbeda-beda, jadi sesuaikan dulu dengan kebutuhan masing-masing orang. Jika dilihat dari sudut pandang Islam, ada contoh anggaran yang digunakan oleh para sahabat Nabi, Salman Al-Farisi, yang menggunakan anggaran dengan rumus 1-1-1 / 33,3%-33,3% – 33,3% dengan keterangan: 1 dirham/33,3% untuk kepentingan keluarga (jiwa), 1 dirham/33,3% untuk sedekah dan 1 dirham/33,3% untuk dijadikan modal (investasi).
3. Aset yang dikeluarkan
Setelah Anda menganggarkan berdasarkan kebutuhan dasar yang akan memberi Anda banyak keuntungan di masa depan, maka ekuitas yang dikeluarkan akan berada di jalur yang baik. Menghabiskan harta untuk sedekah, pendidikan, studi, kebutuhan (sandang, pangan, papan) dll. Serta mengurangi hal-hal yang tidak berguna, seperti berbelanja berdasarkan kelucuan barang tersebut, dll.
Dengan 3 hal diatas, kita bisa lebih memahami apa yang dibutuhkan dan apa yang tidak dibutuhkan. Selain itu, kami juga tidak hanya fokus mencari aset yang halal, tapi bagaimana membelanjakannya dengan benar. Karena masalah harta ini bisa menjadi salah satu penyebab berapa lama kita akan dimintai pertanggung jawaban nantinya, namun kita berharap dengan melakukan dan mencatat pengeluaran harian atau bulanan dengan benar, bisa menjadi bekal kebaikan di akhirat nanti. Yuk, mulai mencatat pengeluaran harian kita!