Banyak sekali kabar yang beredar mengenai ramainya nasabah Pinjaman Online dari berbagai aplikasi dan perusahaan. Pinjaman Online bertujuan untuk membantu kesulitan keuangan yang dialami oleh setiap nasabahnya. Namun kebanyakan tidak semudah dan seindah yang kita bayangkan.

Pinjaman online berusaha mencari nasabah yang memang membutuhkan uang dalam waktu singkat. Persyaratan yang sangat mudah membuat semakin menggiurkan untuk masuk ke dalam lingkaran pinjam meminjam ini. Daya tarik suku bunga rendah adalah hal yang sering kita temukan di berbagai iklan yang muncul. Selain itu, kepercayaan pelanggan juga meningkat karena logo OJK terpampang di semua iklan.

Kami tidak memiliki masalah dengan pinjaman, tetapi kami lebih tertarik untuk mengetahui mengapa kami dapat menjadi bagian dari pelanggan pinjaman?

Manusia tidak cukup tahu

Habitat manusia adalah masyarakat yang diperlukan untuk bertahan hidup dalam keadaan apa pun. Cara manusia memperoleh penghasilan sangat beragam, dari bekerja penuh waktu melakukan pekerjaan serabutan hingga tenaga kerja tidak terampil. Namun terkadang itu tidak cukup untuk kehidupan manusia itu sendiri.

Pengumuman. Gesek ke bawah untuk melanjutkan

Gaya hidup dan ekspektasi ketenaran yang melebihi manusia normal adalah salah satu godaan terbesar. Ada banyak platform yang bisa membuat manusia langsung populer.

Bagaimana dengan kebutuhan hidup sehari-hari? Kebanyakan dari mereka lebih peduli tentang penggemar mereka daripada diri mereka sendiri. Keadaan hidup mendaki tingkat yang lebih populer telah memaksa biaya hidup menjadi semakin murah hati. Sehingga, pendapatan yang tidak seimbang dengan kebutuhan membuat manusia tersebut membutuhkan sumber daya lain yang dapat diperoleh secara langsung.

Bank harus memiliki syarat mutlak yang keras. Orang-orang terdekat kita juga mungkin tidak mempercayai kita, apalagi jika pinjamannya terlalu besar. Pada akhirnya, pilihan jatuh pada pinjol.

Baca juga:  Penting! Ini 5 Bahaya Kartu Kredit yang Perlu Diwaspadai

Kebutuhan Segera

Manusia selalu memiliki keinginan untuk mendapatkan apa yang Dia inginkan. Beberapa benda yang jatuh di depan mata dan sangat ingin dimiliki menjadi motivasi tersendiri untuk menabung secara besar-besaran jika barang tersebut dianggap mahal.

Obyek tersebut dapat berupa kebutuhan primer berupa tanah, rumah dan kendaraan. Kami menghitung dengan hati-hati bahwa jika kami mengambil pinjaman, mungkin dengan penghasilan bulanan kami dapat menutupinya sedikit demi sedikit.

Namun apa daya jika bekal untuk mengoreksi semua ini ternyata mentah. Kebetulan setiap bulan ada kebutuhan tak terduga yang harus dipenuhi. Akhirnya terjebak oleh pinjol yang tidak tertutup. Bulan demi bulan, hingga muncul rekening “paksaan” dari perusahaan kreditur. Siapa yang salah?

Berhutang

Ketika kita menjadi seseorang yang memiliki tanggung jawab terhadap orang lain sebagai kepala keluarga. Maka syarat membahagiakan keluarga adalah hal yang utama. Penghasilan yang diperoleh harus sesuai dengan kebutuhan masing-masing anggota keluarga.

Rumah tangga yang mengelola keuangannya sesuai dengan kebutuhan tersebut akan aman dari segala bentuk hutang dan pinjaman.

Namun, bagi mereka yang tidak mengatur bahkan membelanjakan semuanya secara berlebihan, pasti akan terjebak dalam apa yang disebut utang. Kami sering menjumpai subjek yang sulit ini di keluarga kami. Sulit untuk meminta pengembalian utang.

Ada tiga kemungkinan yang akan kita dapatkan dari debitur. Pertama, kita akan ditolak dengan sopan. Kedua, kita akan menerima setengah dari total hutang. Ketiga, kami akan menerima semua hutang secara penuh.

Kembali ke Si Tuan Ngutang tadi. Bisa jadi dia adalah salah satu peminjam pinjaman jika, pada kenyataannya, pendapatan dan pengeluaran normal (termasuk hutang) tidak dapat dibayar jika dia tidak mengambil langkah lain. Akhirnya ia mengambil jalan pintas menggunakan jasa pinjaman karena terkendala permintaan dari pihak yang memiliki piutang.

Baca juga:  Apa Itu SimPaTor? Pengertian dan Cara Menggunakannya dengan Mudah

Oleh karena itu, hidup kita berkecukupan, sesuai dengan pendapatan dan kebutuhan.

Bagikan: