Kebebasan finansial atau financial freedom merupakan topik yang saat ini banyak diperbincangkan di kalangan anak muda.

Generasi Z yang dikenal sebagai generasi konsumtif perlu mengetahui cara mengelola keuangan dengan baik dan benar dalam upaya mencapai kebebasan finansial.

Pengelolaan keuangan yang baik ditandai dengan terpenuhinya kebutuhan saat ini dengan tetap mempersiapkan kebutuhan di masa depan.

Ilustrasi kebebasan finansial.  Sumber: Pexels.com/Olya Kobruseva
Ilustrasi kebebasan finansial. Sumber: Pexels.com/Olya Kobruseva

Di era globalisasi saat ini, dimana penggunaan media sosial telah meningkat secara signifikan dapat memberikan dampak negatif pada gaya hidup masyarakat.

Dengan tersedianya tempat untuk mengekspresikan diri melalui media sosial, masyarakat cenderung menunjukkan apa yang dimilikinya untuk menumbuhkan gaya hidup hedonis.

Jika perilaku ini dilakukan secara terus-menerus, maka akan menimbulkan dampak buruk jangka panjang, salah satunya tidak tercapainya kebebasan finansial.

Untuk mencegah hal tersebut terjadi, diperlukan manajemen keuangan yang kuat.

catatan keuangan

Mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran secara konsisten dapat memudahkan kita untuk mengetahui berapa kebutuhan setiap bulannya dan memperkirakan anggaran untuk bulan berikutnya.

Semakin konsisten dan detail Anda dalam mencatat transaksi, maka akan semakin mudah bagi Anda untuk merancang manajemen keuangan.

Buatlah daftar anggaran biaya

Anda perlu membuat daftar perkiraan kebutuhan bulanan. Saat membuat daftar, tuliskan kebutuhan primer terlebih dahulu, diikuti kebutuhan sekunder dan tersier.

Saat menganggarkan biaya ini, usahakan untuk menggunakan daftar harga sesuai bidangnya.

Kelola keuangan dengan teknik 10 – 20 – 30 – 40

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto dalam tulisannya di Kompas menggunakan rumus 10 – 20 – 30 – 40 sebagai prinsip perencanaan keuangan.

Angka ini menunjukkan berapa persen pendapatan yang dialokasikan.

10 persen untuk dana kebajikan

Dana Kebajikan tidak hanya didistribusikan dalam kegiatan amal.

Baca juga:  5 Tips Menabung untuk Mahasiswa

Dana Kebajikan juga mencakup kegiatan lain seperti berbakti dan sumbangan lainnya.

20 persen untuk dana masa depan

Kebutuhan finansial harus disiapkan dari sekarang. Perencanaan keuangan masa depan meliputi Dana Darurat, Dana Pensiun, Dana Anak Usia Dini dan Asuransi.

Pada titik ini diperlukan literasi keuangan yang matang untuk menentukan jenis instrumen keuangan yang akan dipilih dari Reksa Dana, Deposito, Tabungan, Asuransi dan lain-lain.

30 persen untuk utang

Pengumuman. Gesek ke bawah untuk melanjutkan

Perencanaan keuangan juga memperhitungkan utang dalam daftar pengeluaran yang dianggarkan.

Memiliki hutang bukanlah hal yang buruk, asalkan masih dalam batas yang wajar. Standar kepemilikan hutang yang wajar adalah 30% dari pendapatan bulanan.

Pengelolaan utang yang baik sangat meringankan beban keuangan, misalnya kepemilikan kartu kredit.

Kartu kredit yang dibayar lunas sesuai jatuh tempo meningkatkan skor kredit di Bank.

Semakin tinggi skor kredit, semakin besar kemungkinan pengajuan pinjaman akan disetujui.

40 persen untuk kebutuhan

Persentase 40% tersebut merupakan angka ideal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, antara lain kebutuhan makan dan minum, biaya transportasi, biaya utilitas, tagihan paket internet, dan biaya rekreasi.

Kebutuhan yang 40% di antaranya bukan hanya kebutuhan pokok, melainkan kebutuhan gaya hidup seperti keanggotaan klub sepak bola dan hobi lainnya.

Konsistensi dalam perencanaan dan pengelolaan keuangan adalah kunci kebebasan finansial.

Menerapkan teknik-teknik di atas, selain dapat mengatur alokasi biaya hidup, juga dapat mengatur pola gaya hidup.

Mengetahui tujuan keuangan dan mengelolanya dengan bijak dapat menyaring efek negatif globalisasi seperti konsumerisme dan hedonisme.

Bagikan: