
Survei GoBankingRates terhadap generasi milenial di Amerika menemukan bahwa mayoritas generasi milenial atau mereka yang berusia antara 18 hingga 24 tahun memiliki saldo kurang dari $1.000. Bahkan, hampir setengahnya tidak memiliki tabungan sama sekali. GoBankingRates juga menyebutkan bahwa generasi milenial jauh lebih boros dibandingkan generasi lainnya.
Bagi yang pernah ke Amerika, ada survey lagi bertajuk “The Future of Money” yang menyatakan bahwa 4 dari 10 milenial Indonesia hanya berinvestasi satu atau dua tahun sekali, bahkan 2 dari 10 tidak.
Topik keuangan sering dibahas karena sangat penting bagi kita sekarang dan untuk masa depan kita. Selain itu, generasi milenial dianggap sebagai generasi yang paling boros di antara generasi lainnya. Namun seperti kaum milenial kita juga sudah diberikan begitu banyak kemudahan dengan adanya teknologi, sekarang kita bisa dengan mudah mencari informasi dan belajar keuangan dari sana. Nah, agar Anda tidak merasa stuck dengan keuangan atau merasa tabungan Anda begitu-begitu saja, mari kita ulas bersama agar tidak melakukan kesalahan yang sama.
Mari kita ke topik!
Mengajukan kartu kredit terlalu cepat
Kartu kredit bisa menjadi hal yang menakutkan jika Anda tidak bisa mengendalikan diri. Persyaratan pertama untuk mengajukan kartu kredit adalah Anda berusia minimal 21 tahun. Mungkin dengan penawaran kartu kredit yang menggiurkan seperti promosi dan diskon, Anda tidak terlalu memikirkan penggunaan kartu kredit di kemudian hari. Apalagi cara pakainya gampang, tinggal swipe sana-sini di berbagai merchant, dan juga ada fitur tarik tunai. Dengan kartu kredit di dompet mereka, banyak yang merasa masih memiliki uang tunai yang tidak terpakai. Padahal, kartu kredit adalah alat utang. Dan utang itu harus segera dilunasi.
Jadi, ada baiknya Anda menunda kartu kredit sampai kondisi keuangan Anda benar-benar mapan dan Anda juga sudah mendidik diri sendiri dengan pengertian uang. Punya kartu kredit tidak masalah, yang penting bisa membatasi diri.
Mengkonsumsi saat pacaran muda
H-1 menjelang gajian, biasanya ada banyak rencana untuk menghabiskan uang, mulai dari makan enak bersama teman, pergi ke salon, berlibur, membeli sepatu baru, apapun yang ingin dibeli. Padahal sebenarnya kita tidak membutuhkannya dan sebenarnya kita harus bisa mencadangkannya sampai bulan depan. Ketika Anda gagal mengelola keuangan pengeluaran Anda dengan baik, berapapun pendapatan Anda, maka akan cepat habis. Jadi, mari kita coba belajar berpegang pada sesuatu yang benar-benar kita inginkan dan memprioritaskan yang kita butuhkan terlebih dahulu. Anda tidak ingin uang habis di tengah bulan?
Tidak mencatat pengeluaran
Meskipun Anda sudah memiliki uang sendiri, bukan berarti Anda bebas menggunakan uang tersebut tanpa mengetahui digunakan untuk apa dan digunakan untuk apa. Mengapa Anda perlu mencatat pengeluaran? Karena dengan mencatat, Anda secara sadar mengetahui berapa penghasilan Anda, untuk apa Anda membelanjakan uang Anda, dan Anda dapat menilai dari catatan yang Anda buat untuk bulan berikutnya. Saat ini sudah banyak aplikasi untuk mencatat pengeluaran Anda, salah satunya adalah Money Manager yang bisa Anda install di smartphone Anda. Dengan begitu Anda akan belajar dan mengetahui arus kas uang Anda. Apakah Anda tidak bingung ketika melihat rekening tabungan dengan nilai nominal yang sama? Atau apakah Anda bingung tentang ke mana perginya uang yang Anda hasilkan? Jangan khawatir, kamu tidak sendirian, ayo mulai sekarang kamu harus tahu berapa penghasilanmu dan untuk apa pengeluaranmu. Hanya dari sana Anda dapat membuat anggaran untuk setiap item pengeluaran.
Tidak menyiapkan dana darurat
Pengumuman. Gesek ke bawah untuk melanjutkan
Inilah yang sering diabaikan ketika Anda memiliki penghasilan sendiri. Kita merasa masih sangat muda dan tanpa tanggungan, seringkali kita menyepelekan yang namanya dana darurat. Namun, kejadian atau kecelakaan yang tidak terduga dapat terjadi kapan saja. Mulai dari tiba-tiba jatuh sakit, dipecat dari pekerjaan atau terkena bencana alam seperti banjir dan lain sebagainya. Sebenarnya hal ini tidak kita harapkan terjadi, tapi siapa tahu ada masalah yang tiba-tiba terjadi. Anda bisa mulai menganggarkan dana darurat minimal 6x pengeluaran Anda per bulan. Dan sebaiknya dana ditempatkan pada instrumen keuangan yang likuid atau mudah dicairkan, misalnya rekening tabungan atau reksadana pasar uang. Oleh karena itu, sedapat mungkin kami belajar untuk meminimalisir resiko yang sewaktu-waktu dapat muncul dan kami mempersiapkannya.
berinvestasi pada barang
Banyak generasi milenial yang berlomba-lomba membeli barang berwujud seperti motor, mobil, smartphone atau rumah agar keren dan kaya. Dan tidak sedikit juga yang membeli barang-barang tersebut dengan berutang karena mengira itu adalah aset. Sebenarnya, apa asetnya? Dalam buku Roy Kiyosaki yang berjudul “Rich Dad, Poor Dad”, disebutkan bahwa aset adalah segala sesuatu yang membuat uang masuk ke kantong kita. Nah kalau begitu, apakah itu rumah, mobil, motor dan aset lainnya? Belum tentu. Selain itu, untuk membeli barang-barang tersebut kita harus berhutang agar uang keluar dari kantong kita.
Itu sebabnya Robert menyebutkan dalam bukunya bahwa kita harus bisa membedakan mana aset dan mana utang. Jadi aset, menurut Robert, bisa berupa properti, saham, royalti, komoditas atau bisnis. Jika Anda ingin kaya, habiskan saja hidup Anda untuk membeli aset. Jika Anda ingin menjadi miskin dan kelas menengah, habiskan hidup Anda untuk membeli hutang.
Itu tadi kesalahan finansial di awal 20-an, mari kita ubah bersama agar tabungan Anda bertambah. Dari situ, kita bisa merencanakan masa depan menuju kebebasan finansial.