Perencana keuangan adalah profesi yang fokus membantu individu atau badan usaha dalam pengelolaan dan perencanaan dana keuangan untuk mencapai tujuan keuangan yang ingin dicapai.

Setiap individu atau badan usaha perlu memiliki rencana keuangan. Rencana keuangan yang disusun harus terpadu dan terencana sejak awal.

Hal ini memudahkan kita menilai rencana keuangan mana yang sudah terealisasi.

Pentingnya pengelolaan keuangan juga bisa menjadi pedoman (memandu) dalam manajemen pendapatan (untuk individu) dan dalam alokasi pendapatan dan pengeluaran (untuk badan hukum).

Dalam melakukan perencanaan keuangan diperlukan proses dan waktu yang konsisten dan berkesinambungan, karena jika tidak dipersiapkan dengan baik dapat mengakibatkan memburuknya kondisi keuangan kita di kemudian hari.

Tujuan keuangan yang dicapai individu berbeda dengan badan usaha. Bagi individu dapat berhubungan langsung dengan tujuan hidup seperti membeli rumah, menyiapkan dana hari tua atau pensiun, mempersiapkan pernikahan, dan bagi individu yang sudah menikah, menyiapkan dana untuk pendidikan anak, mempersiapkan warisan, perencanaan investasi atau pengelolaan utang.

Pengumuman. Gesek ke bawah untuk melanjutkan

Sedangkan untuk badan usaha lebih diarahkan pada pengelolaan pendapatan dan pengeluaran untuk mencapai keuntungan/keuntungan yang maksimal.

Manfaat perencanaan keuangan (rencana keuangan) dapat dirasakan ketika memahami “arah” dan “makna” keputusan keuangan.

Melalui pengelolaan keuangan yang baik, konsekuensi dari suatu keputusan keuangan dapat dipahami sehingga dapat dilihat bagaimana arah keputusan keuangan yang akan diambil.

Ketika keputusan keuangan dapat dipahami, individu dapat mempertimbangkan dampak jangka panjang dan jangka pendek dari tujuan keuangan yang telah dibuat.

Evaluasi rencana keuangan juga diperlukan agar semua tujuan yang direncanakan tetap pada jalurnya.

Jadi bagaimana proses perencanaan keuangan dimulai? Proses perencanaan keuangan dimulai. Proses perencanaan keuangan dibagi menjadi 6 langkah, yaitu:

Baca juga:  5G, IoT, dan ESG—Peluang bagi telekomunikasi untuk mendorong perubahan: Prospek musim semi 2022

1. Definisi tujuan

Sumber: unsplash.com/photos/nN5L5GXKFz8
Sumber: unsplash.com/photos/nN5L5GXKFz8

Menetapkan tujuan tersebut dapat dilakukan secara individu oleh individu atau bersama-sama dengan bantuan konsultan perencana keuangan.

2. Pengumpulan data

Sumber: unsplash.com/photos/744oGeqpxPQ
Sumber: unsplash.com/photos/744oGeqpxPQ

Pengumpulan data yang relevan terkait dengan tujuan yang ingin dicapai. Misalnya, merencanakan pendidikan anak.

Data yang bisa dikumpulkan, seperti iuran bulanan, tingkat inflasi, pendapatan per bulan, dan sebagainya.

3. Analisis data

Sumber: unsplash.com/photos/jrh5lAq-mIs
Sumber: unsplash.com/photos/jrh5lAq-mIs

Analisis data dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan. Analisis juga dilakukan dengan menggunakan pengetahuan dan teori perencanaan keuangan.

Pada langkah ini diperlukan berbagai jenis rumus dan perhitungan keuangan untuk mendapatkan hasil yang akurat.

4. Buat rencana

Sumber: unsplash.com/photos/RLw-UC03Gwc
Sumber: unsplash.com/photos/RLw-UC03Gwc

Langkah ini dilakukan untuk meringkas hasil yang diperoleh setelah menganalisis data.

5. Jalankan Rencana

Sumber: unsplash.com/photos/Jxi526YIQgA
Sumber: unsplash.com/photos/Jxi526YIQgA

Implementasi hasil analisis dan penyusunan rencana biasanya dilakukan atas saran konsultan perencana keuangan.

Nasihat keuangan yang diberikan terkait dengan apa yang perlu dilakukan klien setelah konsultasi.

Konsultan juga akan mengarahkan sikap yang akan dilakukan klien.

6. Pemantauan Berkala

Sumber: unsplash.com/photos/LCun3uxh-z0
Sumber: unsplash.com/photos/LCun3uxh-z0

Pemantauan dan peninjauan rencana harus selalu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan rencana tersebut.

Bagian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi terhadap rencana yang tidak terlaksana sebagaimana mestinya.

Untuk memudahkan proses perencanaan keuangan diperlukan pengetahuan dan teori yang cukup untuk mengimplementasikannya.

Saat ini, istilah literasi keuangan sedang gencar menarik minat masyarakat luas untuk bersikap terbuka mengenai masalah keuangan.

Masalah keuangan individu/pribadi adalah salah satu topik yang paling hangat saat ini, bagaimana tidak masalah Masalah yang paling sering dihadapi oleh para praktisi perencana keuangan adalah terkait dengan dana pribadi.

Selain itu, dengan lebih banyak melakukan literasi keuangan diharapkan dapat membuat perencanaan keuangan (rencana keuangan) secara mandiri sehingga tujuan keuangan masing-masing individu dapat tercapai.

Baca juga:  5 Tips Atur Keuangan Selama Ramadhan, Agar Dompet Tidak Jebol!
Bagikan: